BAB VII
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
Dalam mencapai kemerdekaan Indonesia, para pahlawan kita
tentu melalui proses yang panjang dan penuh perjuangan. Kemerdekaan Indonesia
adalah hasil jerih payah dari seluruh bangsa Indonesia, dan bukan semata-mata pemberian
pemerintah Jepang. Dalam bab ini akan dipaparkan tentang bagaimana
peristiwaperistiwa yang terjadi selama Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia 17Agustus 1945.
A. Peristiwa Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah
hadiah dari Jepang, melainkan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia sendiri.
Pada awal tahun 1945 kedudukan Jepang di medan perang makin terdesak oleh
Sekutu. Jepang makin giat mendekati dan merayu bangsa Indonesia, supaya bangsa
Indonesia mau membantunya.
Setelah Jepang terdesak Sekutu pada bulan
September 1944, Jepang memberikan janji kemerdekaan pada Indonesia. Agar lebih
menyakinkan janji tersebut, lagu Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan
dan bendera Merah Putih boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Langkah
pertama yang dilakukan Jepang adalah membentuk suatu badan yang bernama Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945.
BPUPKI dilantik pada tanggal 29 Mei 1945 dengan anggota 63 orang. Tugas
utamanya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Para pemimpin bangsa Indonesia tidak
menyia-nyiakan kesempatan yang ada. BPUPKI segera bersidang yang dipimpin oleh
ketuanya yaitu Dokter Rajiman Wedyodiningrat. Dalam sidang BPUPKI yang pertama
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 para pemimpin bangsa kita berhasil menyusun konsep
rumusan Pancasila, yang setelah mengalami beberapa perubahan menjadi dasar
negara kita sekarang. Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10-16 Juli 1945 berhasil
merumuskan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI diganti
dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena tugasnya dianggap
selesai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan sebagai wakil ketuanya ialah
Drs. Mohammad Hatta
Dalam sidangnya, Ir. Soekarno menyampaikan
pidato tentang dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Selanjutnya, Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta membentuk panitia kecil (Panitia Sembilan) yang menyusun asas
dan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum di dalam Piagam Jakarta (The
Jakarta Charter) .
Selama pendudukan Jepang yang penuh kekejaman
itu, bangsa kita gigih berjuang mempersiapkan kemerdekaan. Bangsa Indonesia
memanfaatkan sebaikbaiknya wadah organisasi yang ada untuk perjuangan menuju
kemerdekaan.
Kedudukan Jepang semakin terdesak setelah
dijatuhi bom atom di Hirosima, pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9
Agustus 1945. Akibat bom atom ini negeri Jepang menjadi hancur berantakan.
Berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945
didengar oleh para pejuang Indonesia.
Mereka mengikuti perkembangan Perang Pasifik
dengan mendengarkan siaran radio luar negeri secara sembunyisembunyi, karena
hal ini dirahasiakan oleh Jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Bung Karno,
Bung Hatta, dan Dokter Rajiman Wedyodiningrat kembali ke tanah air dari Dallat,
Vietnam. Mereka baru saja menghadap Marsekal Terauci, Panglima Tertinggi
Mandala Selatan. Begitu tiba ditanah air, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta
disambut oleh para pemuda pejuang kita. Bung Karno dan Bung Hatta didesak agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
ingin lebih dahulu merundingkan masalah Proklamasi Kemerdekaan dalam sidang
panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tetapi, para pemuda tidak sabar
menantikan PPKI bersidang, dan tetapi bersikeras memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
secepatnya.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda
menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdenglok. Sore harinya,
SoekarnoHatta diantar kembali ke Jakarta. Malam harinya, Soekarno-Hatta
mengumpulkan para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda. Mereka diajak bermusyawarah
untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Sebagai tempat musyawarah, Mr. Ahmad
Subarjo memilih rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1,
Jakarta. Ia adalah sahabatnya yang menjabat Kepala Perwakilan Angkatan Laut
Jepang. Sekarang rumah ini menjadi gedung Museum Proklamasi.
Para anggota PPKI dan para pemuda berkumpul di
rumah depan, sedangkan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo
masuk ke ruangan dalam menyiapkan naskah proklamasi.
Dini hari tanggal 17 Agustus 1945, naskah
proklamasi selesai disusun. Semua yang hadir sepakat menyetujui isi konsep
naskah tersebut. Angka tahun pada konsep ini ditulis dengan tahun Jepang '05,
singkatan dari tahun 2605. Tahun Jepang 2605 sama dengan tahun Masehi 1945.
Pemuda Sukarni mengusulkan agar naskah
proklamasi kemerdekaan ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Konsep naskah kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Naskah itulah yang
kemudian menjadi naskah proklamasi kemerdekaan yang autentik.
Pada saat musyawarah malam itu juga diputuskan
bahwa proklamasi akan dibacakan pada saat itu juga pukul 10.00. Pembacaan di
kediaman Ir. Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi) No.
56, Jakarta Tempat kediaman Ir. Soekarno, sudah mulai sibuk. Beberapa orang
anggota PPKI dan para pejuang muda dengan penuh semangat bekerja mempersiapkan peralatan
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di rumah Bung Karno telah disiapkan
tiang bendera dari bambu.
Datanglah kemudian tokoh-tokoh masyarakat dan
sekitar seribu orang rakyat yang ingin menjadi saksi peristiwa penting dalam
sejarah bangsa Indonesia tersebut. Bendera pusaka merah putih dijahit oleh Ibu
Fatmawati yang sekarang disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional (Monas)
bersamaan dengan naskah teks proklamasi.
Sebagai pengibar bendera merah putih pada
upacara tersebut adalah Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Pengibaran bendera
diiringi lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya " ciptaan WR.
Supratman.
Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 tepat
pukul 10.00 WIB di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, setelah menyampaikan
pidato pengantar singkat, dengan didampingi Drs. Mohammad Hatta, Ir. Soekarno
mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Adapun bunyi Proklamasi
tersebut sebagai berikut.
B. Pembentukan Alat Kemerdekaan NKRI
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diselenggarakan
sidang PPKI yang pertama, yang menghasilkan keputusan sebagai berikut.
1. Mengesahkan dan menetapkan RUUD (yang dibuat dalam sidang II BPUPKI)
menjadi UUD negara RI (dikenal dengan UUD 1945).
2. Memilih Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menjadi presiden dan wakil presiden.
3. Dalam masa peralihan, tugas presiden dibantu oleh KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat).
Tanggal 19 Agustus 1945 sidang kedua PPKI
menghasilkan keputusan sebagai berikut.
1. Menetapkan 12 kementerian atau departemen, yang terdiri dari Menteri Dalam
Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Kehakiman, Menteri Keuangan, Menteri
Kemakmuran, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Pertahanan, Menteri
Penerangan, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan, dan Menteri
Pengajaran.
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi, yaitu Provinsi Sumatra,
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sunda
Kecil, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, dan Provinsi Kalimantan.
Dan pada sidang ketiga PPKI tanggal 22 Agustus
1945 dihasilkan keputusan sebagai berikut.
1. Pembentukan Komite Nasional Indonesia di seluruh daerah Indonesia. Fungsi
KNI adalah sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berpusat di Jakarta. KNI
dilantik tanggal 29 Agustus 1945 dengan ketua KNIP ialah Mr. Kasman
Singodimejo.
2. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga keamanan dan
Seinendan, Keibodan dan PETA. Tanggal 5 Oktober 1945 BKR diubah menjadi TKR.
Dan TKR menjadi TRI dan sekarang menjadi TNI. Maka pada setiap tanggal 5
Oktober diperingati sebagai hari ABRI.
3. Pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai pemersatu bangsa. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Seperti pidato
Bung Karno yang dikenal dengan Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan
sejarah).
Untuk menghargai jasa para pahlawan
kemerdekaan Indonesia, maka pada setiap malam tanggal 16 Agustus diadakan
renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata dipimpin oleh presiden RI.
Ada tiga hal warisan dari peristiwa
proklamasi, di antaranya sebagai berikut.
1. Rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 Jakarta dijadikan Gedung Proklamasi
dan Jalan Proklamasi.
2. Bendera pusaka yang dijahit oleh Ibu Fatmawati.
3. Naskah Teks Proklamasi.
C. Tokoh-Tokoh Kemerdekaan Indonesia
Penjajahan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah
dimulai sejak penjajah menginjakkan kakinya di Indonesia. Munculnya para tokoh
atau pahlawan yang berjuang melawan penjajah seringkali mengalami kegagalan
karena tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh masih berjuang,
membela dan mempertahankan daerahnya sendiri-sendiri.
Sejak lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, perjuangan
yang awalnya bersifat kedaerahan selalu gagal. Perjuangan berubah menjadi
terorganisir dalam bentuk organisasi. Organisasi pertama di Indonesia yang
didirikan oleh Dr. Soetomo dan para pelajar STOVIA. Kemudian diikuti dengan
lahirnya berbagai organisasi seperti Serikat Dagang Islam (SDI), Muhammadiyah,
Indische Partij, dan lain-lain. Semua organisasi tersebut bertujuan untuk
mencapai Indonesia merdeka. Pada masa pendudukan Jepang, cita-cita untuk
merdeka semakin menggelora di hati para pejuang. Pada akhirnya, generasi muda
mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
Di bawah ini dibahas para tokoh kemerdekaan
bangsa Indonesia , di antaranya sebagai berikut.
1. Ir. Soekarno
Soekarno lahir di Surabaya, 1 Juni 1901.
Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ibunya Ida Nyoman Rai. Jenjang
pendidikannya dimulai dari Indische School (IS) di Tulungagung, Jawa Timur.
Kemudian melanjutkan ke Europesche Legere School (ELS) Mojokerto, Jawa Timur,
menjadi Hogere Burger School (HBS) Surabaya dan Technische Hogere School (THS) sekarang
menjadi ITB di Bandung, Jawa Barat. Soekarno meninggal dunia pada tanggal 21
Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
Soekarno terpilih menjadi ketua Partai
Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan di Bandung tanggal 4 Juli 1927. Tujuan
pendirian PNI adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia melalui hasil usaha sendiri.
Karena kritikannya yang tajam terhadap pemerintahan Belanda, kemudian dia
ditangkap pada akhir Desember 1929 dan di penjara di Sukamiskin, Bandung hingga
31 Desember 1931.
Setelah bebas, kemudian Soekarno bergabung
dengan partai pecahan PNI, yaitu Partindo (Partai Indonesia). Karena kembali
aktif dalam kegiatan politik maka polisi Hindia Belanda menangkap beliau
kembali. Ia dibuang di beberapa daerah seperti Ende, Flores (NTT) pada tahun
1934, Bengkulu pada awal 1938, dan Padang (Sumatra Barat) pada tahun 1942.
Setelah Jepang menduduki Indonesia, Soekarno
dijadikan sebagai ketua Poetra (Poesat Tenaga Rakyat), Penasihat Java Hokokai,
anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ),
dan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ).
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno dipilih
menjadi presiden Republik Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya, sejak
tahun 1986 Soekarno memperoleh pemberian gelar Pahlawan Proklamator Kemerdekaan
Indonesia.
2. Drs. Moh. Hatta
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi Sumatra
Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau menyelesaikan pendidikan dasar di
Bukittinggi, sekolah menengah di Padang dan sekolah ekonomi di Jakarta. Ketika
masih di Sumatra, ia sudah aktif dalam organisasi Jong Sumatra.
Pada waktu bersekolah di Belanda, bersama-sama
dengan temannya mendirikan Perhimpunan Indonesia (PI) dan Muhammad Hatta
sebagai ketua. Pada tahun 1921 Hatta melanjutkan pendidikannya di Handels Hogere
School (HHS) Belanda dengan mengambil jurusan ekonomi perdagangan. Hatta
memperoleh gelar dokterandus (Drs) bidang ekonomi di HHS Belanda pada tahun
1980. Setelah kembali ke Indonesia, Hatta dan teman-temanya dalam PI memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Karena siasat politiknya, pada tanggal 25 juni 1927
Hatta ditangkap dan ditahan hingga 22 Maret 1928. Setelah terbukti tidak
bersalah oleh pengadilan di Den Haag Belanda, ia dibebaskan. Kemudian Hatta
kembali ke Indonesia dan memimpin PNI Baru, yaitu kelanjutan dari Partai
Nasional Indonesia (PNI). Pemerintah kolonial Hindia Belanda menangkap Hatta
pada 25 Februari 1934 akibat kegiatannya dalam PNI-Baru.
Pada awal Januari 1935, Hatta diungsikan ke
Boven Digul, daerah pedalaman Irian Jaya. Karena kecaman dari berbagai pihak,
pemerintah kolonial memindahkan Hatta dari Boven Digul ke Banda Neire di Pulau
Banda. Menjelang serangan militer oleh pasukan Jepang (1942) Hatta dipindahkan
ke Sukabumi,Jawa Barat.
Dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
Mohammad Hatta duduk sebagai wakil ketua. Pada tanggal 16 Agustus 1945,
bersama-sama dengan Soekorno dan tokoh-tokoh lainnya, Hatta merumuskan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, beliau
mendampingi Soekarno membaca teks proklamasi kemerdekaan di jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih
sebagai wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Atas jasa-jasanya,
Mohammad Hatta diberi gelar penghargaan sebagai Pahlawan Proklamator
Kemerdekaan Indonesia. Mohammad Hatta menggundurkan diri sebagai wakil presiden
RI pada tanggal 1 Desember 1956 karena tidak sejalan dengan pemikiran politik
Presiden Soekarno yang ketika itu ingin menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin.
Beliau juga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di
Den Haag Belanda.
Mohammad Hatta juga dikenal sebagai Bapak
Koperasi Indonesia. Beliau meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan
di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
3. Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Lain
Di samping Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
masih banyak tokoh lain yang berjasa besar terhadap terwujudnya kemerdekaan
bangsa Indonesia, di antaranya sebagai berikut.
a. Ahmad Soebarjo.
b. Ibu Fatmawati Soekarno.
c. Sukarni.
d. Sayuti Melik.
e. Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat.
f. Sutan Syahrir.
Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan
pemberian dari Jepang atau pemerintah Belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil
perjuangan Bangsa Indonesia sendiri. Dalam perjuangan mencapai Indonesia
merdeka, para pahlawan mengorbankan harta, benda, dan nyawa. Tidak terhitung
jumlah putra bangsa yang gugur di seluruh Nusantara. Mereka rela mempertahankan
jiwa raga demi membela tanah air Indonesia. Ada beberapa cara mengenang dan
menghormati jasa para pahlawan, di antaranya sebagai berikut.
a. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan
cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan.
b. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya
diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
c. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia
supaya lebih maju.[1]
[1] Siti Syamsiyah, Dkk. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 5 Untuk
SD/MI Kelas 5. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
2008)
No comments:
Post a Comment